1. One Way
Traffic: Komunkasi satu arah yang artinya komunikasi ini terjadi jika seseorang
mengirim berita tidak bermaksud untuk menerima umpan balik (respon) dari orang
yang menerimanya secara langsung. Jadi hanya bermaksud memberikan informasi
atau menyampaikan perintah dari atasan untuk dikerjakan karyawan.
Contoh : A B
A : Si pengirim berita
B : Si penerima berita
Contoh Lain : Acara berita di televisi merupakan contoh dari komunikasi secara tidak langsung karena kita hanya bisa melihat si pembawa berita dan mendengarkan berita – berita apa saja yang
Contoh : A B
A : Si pengirim berita
B : Si penerima berita
Contoh Lain : Acara berita di televisi merupakan contoh dari komunikasi secara tidak langsung karena kita hanya bisa melihat si pembawa berita dan mendengarkan berita – berita apa saja yang
dia
sampaikan.
2. Two Way
Traffic: Komunikasi yang terjadi antara seseorang dengan orang lain dimana
kedua orang tersebut sama-sama aktif dalam memberikan tanggapan. Jadi baik
komunikator maupun komunikan sama-sama aktif dalam berinteraksi.
Two way traffic ini biasanya dilakukan di antara sesama teman atau sesama karyawan yang berada dalam tingkatan struktur organisasi yang sama.
Contoh : A B
A : Si pengirim berita dan juga Si penerima Berita
B : Si penerima berita dan juga Si Pengirim berita
Two way traffic ini biasanya dilakukan di antara sesama teman atau sesama karyawan yang berada dalam tingkatan struktur organisasi yang sama.
Contoh : A B
A : Si pengirim berita dan juga Si penerima Berita
B : Si penerima berita dan juga Si Pengirim berita
Organisasi siswa intra sekolah
Kenyataan
dilapangan membuktikan bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat mengalami
kendala yang cukup berarti diantaranya:
1. Tujuan
komunikasi yang kurang jelas
2. Saluran
komunikasi yang transparan dan professional
3. Keterampilan
komunikasi yang kurang mendukung
4. Tindak
lanjut yang kurang mendukung dan pengawasan kurang terstruktur dan
berkesinambungan.
Hendaknya
pembahasan mengenai hubungan sekolah dan masyarakat hendaknya sudah mulai
dirumuskan pada beberapa persoalan pokok, yakni apa dampak yang akan dirasakan,
siapa yang merasakan langsung atas dampak tersebut serta bagaimana membedakan
masyarakat peserta didik dengan masyarakt umum. Namun dari sekian banyak
pertanyaan yang muncul maka ada salah satu pertanyaan yang muncul maka ada
salah satu pertanyaan yang hendaknya dirumuskan secara lebih pasti yakni
bagaimana dampak hubungan tersebut berpengaruh terhadap perkembangan peserta
didik dan kemajuan kelembagaan.
Tujuan
komunikasi atau dalam hal ini hubungan sekolah dan masyarakat yang dilakukan
oleh lembaga selama ini masih bersifat one way traffic communication sehingga
muncul kesan bahwa lembaga hanya mengharapkan dukungan masyarakat hanya untuk
mempertahankan eksistensi kelembagaan semata, bahkan kesan lain yang muncul
kepermukaan bahwa lembaga hanya ingin mendapatkan keuntungan semata sementara
kebutuhan masyarakat terhadap lembaga kurang diperhatikan.
Berikutnya
saluran komunikasi yang dilakukan oleh lembaga dapat dilakukan melalui beberapa
saluran, diantarany:
1. Transparansi
laporan keuangan sekolah terhadap orang tua murid
2. Bulletin
sekolah
3. Surat
kabar
4. Pameran
sekolah
5. Open
house
6. Kunjungan
ke sekolah
7. Kunjungan
ke rumah siswa
8. Penjelasan
oleh stf sekolah
9. Gambaran
keadaan sekolah melalui siswa
10. Melalui
radio dan televise
11. Laporan
tahunan, dan lain-lain.
Sampai saat
ini, semestinya kita sebagai pengelola kelembagaan mempertanyakan saluran
komunikasi tersebut diantaranya saluran manakah selama ini telah kita
pergunakan serta bagaimana tingkat keefektifan saluran – saluran yang
dipergunakan dan selanjutnya bagaimana pengelola mampu memperbaiki komunikasi
tersebut sehingga akan berdampak terhadap perbaikan lembaga secara
berkelanjutan.
Namun ada hal
lain yang dituntut dari lembaga yakni keterampilan – keterampilan komunikasi,
sudah semestinya lembaga mempergunakan sistem komunikasi dua arah (two way
traffic communication), artinya kebermaknaan suatu komunikasi mampu diarahkan
pada perbaikan system pendidikan secara menyeluruh dan hal ini merupakan tugas
bersama antar pengelola lembaga dan masyarakat sehingga pada gilirannya ketika
komunikasi tersebut tidak sampai baik kepada lembaga ataupun masyarakat maka
tidak akan mengalami kesulitan dalam menterjemahkannya kedalam system
operasional yang disepakati oleh keduanya (lembaga dan masyarakat).
Hal lain yang
selama ini terlupakan yakni pengwasan berkelanjutan, survei membuktikan bahwa
kelemahan yang terjadi pada kelembagaan kita adalah pengewasan mutu yang
berkelanjutan, sebagai salah satu contoh komite sekolah berperan dalam
memberikan control terhadap mutu kelembagaan yang datang dari masyarakat namun
kenyataannya sampai sejauh mana komite tersebut berperan dalam peningkatan mutu
kelembagaan.
Pada beberapa
Negara maju seperti Australia dikenla dengan School Council yang
selanjutnya di Indonesia disebut dengan komite sekolah. Djam’an (2001)
menyebutkan bahwa komite sekolah akan terdiri dari kepala sekolah,
refresentatif staf sekolah, orang tua murid, anggota masyarakat dan
refresentatif dari departemen pendidikan setempat.
Komite
sekolah bertanggung jawab dalam penyusunan perencanaan strategic dan tahunan
sekolah, perumusan kebijakan sekolah, pemenuhan kebutuhan sekolah, anggaran
sekolah, ikut memantau kegiatan keseharian sekolah, menilai keberhasilan
pelaksanaan program – program sekolah yang dilaksanakan sekolah serta ikut
memisahkan laporan tahunan sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar