Selasa, 06 Juni 2017

one way traffic dan two way traffic pada organisasi

1. One Way Traffic: Komunkasi satu arah yang artinya komunikasi ini terjadi jika seseorang mengirim berita tidak bermaksud untuk menerima umpan balik (respon) dari orang yang menerimanya secara langsung. Jadi hanya bermaksud memberikan informasi atau menyampaikan perintah dari atasan untuk dikerjakan karyawan.
Contoh : A B
A : Si pengirim berita
B : Si penerima berita
Contoh Lain : Acara berita di televisi merupakan contoh dari komunikasi secara tidak langsung karena kita hanya bisa melihat si pembawa berita dan mendengarkan berita – berita apa saja yang 
dia sampaikan.
2. Two Way Traffic: Komunikasi yang terjadi antara seseorang dengan orang lain dimana kedua orang tersebut sama-sama aktif dalam memberikan tanggapan. Jadi baik komunikator maupun komunikan sama-sama aktif dalam berinteraksi.
Two way traffic ini biasanya dilakukan di antara sesama teman atau sesama karyawan yang berada dalam tingkatan struktur organisasi yang sama.
Contoh : A B
A : Si pengirim berita dan juga Si penerima Berita
B : Si penerima berita dan juga Si Pengirim berita

Contoh perusahan one way traffic dan two way trafaic :

Organisasi siswa intra sekolah 
Kenyataan dilapangan membuktikan bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat mengalami kendala yang cukup berarti diantaranya:
1.      Tujuan komunikasi yang kurang jelas
2.      Saluran komunikasi yang transparan dan professional
3.      Keterampilan komunikasi yang kurang mendukung
4.      Tindak lanjut yang kurang mendukung dan pengawasan kurang terstruktur dan berkesinambungan.
Hendaknya pembahasan mengenai hubungan sekolah dan masyarakat hendaknya sudah mulai dirumuskan pada beberapa persoalan pokok, yakni apa dampak yang akan dirasakan, siapa yang merasakan langsung atas dampak tersebut serta bagaimana membedakan masyarakat peserta didik dengan masyarakt umum. Namun dari sekian banyak pertanyaan yang muncul maka ada salah satu pertanyaan yang muncul maka ada salah satu pertanyaan yang hendaknya dirumuskan secara lebih pasti yakni bagaimana dampak hubungan tersebut berpengaruh terhadap perkembangan peserta didik dan kemajuan kelembagaan.
Tujuan komunikasi atau dalam hal ini hubungan sekolah dan masyarakat yang dilakukan oleh lembaga selama ini masih bersifat one way traffic communication sehingga muncul kesan bahwa lembaga hanya mengharapkan dukungan masyarakat hanya untuk mempertahankan eksistensi kelembagaan semata, bahkan kesan lain yang muncul kepermukaan bahwa lembaga hanya ingin mendapatkan keuntungan semata sementara kebutuhan masyarakat terhadap lembaga kurang diperhatikan.
Berikutnya saluran komunikasi yang dilakukan oleh lembaga dapat dilakukan melalui beberapa saluran, diantarany:
1.      Transparansi laporan keuangan sekolah terhadap orang tua murid
2.      Bulletin sekolah
3.      Surat kabar
4.      Pameran sekolah
5.      Open house
6.      Kunjungan ke sekolah
7.      Kunjungan ke rumah siswa
8.      Penjelasan oleh stf sekolah
9.      Gambaran keadaan sekolah melalui siswa
10.  Melalui radio dan televise
11.  Laporan tahunan, dan lain-lain.
Sampai saat ini, semestinya kita sebagai pengelola kelembagaan mempertanyakan saluran komunikasi tersebut diantaranya saluran manakah selama ini telah kita pergunakan serta bagaimana tingkat keefektifan saluran – saluran yang dipergunakan dan selanjutnya bagaimana pengelola mampu memperbaiki komunikasi tersebut sehingga akan berdampak terhadap perbaikan lembaga secara berkelanjutan.
Namun ada hal lain yang dituntut dari lembaga yakni keterampilan – keterampilan komunikasi, sudah semestinya lembaga mempergunakan sistem komunikasi dua arah (two way traffic communication), artinya kebermaknaan suatu komunikasi mampu diarahkan pada perbaikan system pendidikan secara menyeluruh dan hal ini merupakan tugas bersama antar pengelola lembaga dan masyarakat sehingga pada gilirannya ketika komunikasi tersebut tidak sampai baik kepada lembaga ataupun masyarakat maka tidak akan mengalami kesulitan dalam menterjemahkannya kedalam system operasional yang disepakati oleh keduanya (lembaga dan masyarakat).
Hal lain yang selama ini terlupakan yakni pengwasan berkelanjutan, survei membuktikan bahwa kelemahan yang terjadi pada kelembagaan kita adalah pengewasan mutu yang berkelanjutan, sebagai salah satu contoh komite sekolah berperan dalam memberikan control terhadap mutu kelembagaan yang datang dari masyarakat namun kenyataannya sampai sejauh mana komite tersebut berperan dalam peningkatan mutu kelembagaan.
Pada beberapa Negara maju seperti Australia dikenla dengan School Council yang selanjutnya di Indonesia disebut dengan komite sekolah. Djam’an (2001) menyebutkan bahwa komite sekolah akan terdiri dari kepala sekolah, refresentatif staf sekolah, orang tua murid, anggota masyarakat dan refresentatif dari departemen pendidikan setempat.
Komite sekolah bertanggung jawab dalam penyusunan perencanaan strategic dan tahunan sekolah, perumusan kebijakan sekolah, pemenuhan kebutuhan sekolah, anggaran sekolah, ikut memantau kegiatan keseharian sekolah, menilai keberhasilan pelaksanaan program – program sekolah yang dilaksanakan sekolah serta ikut memisahkan laporan tahunan sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar