Selasa, 24 Januari 2017
SAHABAT
ukhuwah lebih mahal dari segalanya
jika hati mulai goyah
hilang tak terarah
tak sejalan berbeda pikiran
tetap memikirkan ego sendirian
coba renungkanlah nikmat ukhuwah
sungguh tak ternilai sayang bila bercerai
harganya sanagat mahal
tak mungkin ada yang sanggup tergantikan
pengingat dalam maksiat
penassehat untuk taat
sangat disayangkan jika ukhuwah kita renggang
janagan karna ada masalah sederhana
kau tak lagi mempercayainya
kamu marah dan kamu parah
coba bayangkan jika kita kehilangan mereka?
apa kamu sanggup untuk berjalan sendirian?
janagan sia-siakan nikmat sahabat beriman yang sudah Allah berikan
mari eratkan kembali ukhuwah yang sempat renggang
#duniajilbab
asalamualaikum! mari tau dan laksanakansunah sebelum tidur :)
SUNAH SEBELUM TIDUR
↳wudhu↳bersihkan tempat tidur
↳membaca Alikhlas & Alfalaq & Annas
↳meniup telapak tangan
↳usap kepala wajah badan
↳membaca Alikhlas & Alfalaq & Annas
↳berdzikir
↳posisi miring ke kanan
↳telentang kaki kanan di atas kaki kiri (kiblat)
↳baca do'a
Yang mana aja yang udah jadi kebiasaaan kamu setap mau tidur? :)
Minggu, 08 Januari 2017
pandangan motivasi dalam organisasi
PANDANGAN MOTIVASI
DALAM ORGANISASI
Pandangan motivasi dalam organisasi dapat dilihat dari tiga jenis teori
motivasi yang ada, yaitu :
v Model Tradisional
Tidak lepas dari teori manajemen ilmiah yang dikemukakan oleh Frederic Winslow
Taylor. Model ini mengisyaratkan bagaimana manajer menentukan
pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan dengan sistem pengupahan insentif
untuk memacu para pekerja agar memberikan produktivitas yang tinggi.
Teori produktivitas memandang bahwa tenaga kerja pada umumnya malas dan hanya
dapat dimotivasi dengan memberikan penghargaan dalam wujud materi (uang).
Pendekatan ini cukup efektif dalam banyak situasi sejalan dengan peningkatan
efisiensi. Disini pemutusan hubungan kerja sudah merupakan suatu kebiasaan dan
para pekerja akan mencari jaminan daripada hanya kenaikan upah kecil dan
sementara.
v Model hubungan Manusiawi
Elton Mayo dan para peneliti hubungan manusiawi lainnya menemukan bahwa
kontak-kontak sosial karyawan pada pekerjaannya adalah penting, kebosanan dan
tugas yang rutin merupakan pengurang dari motivasi. Untuk itu para karyawan
perlu dimotivasi melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial dan membuat mereka
berguna dan penting dalam organisasi.
Para karyawan diberi kebebasan membuat keputusan sendiri dalam pekerjaannya,
untuk para pekerja informal perlu mendapat perhatian yang lebih besar. Lebih
banyak informasi disediakan untuk karyawan tentang perhatian manajer dan
operasi organisasi.
v Model Sumber Daya Manusia
McGregor, Maslow, Argyris dan Likert mengkritik model hubungan manusiawi, bahwa
seorang bawahan tidak hanya dimotivasi dengan memberikan uang atau keinginan
untuk mencapai kepuasan, tapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh
pekerjaan yang berarti, dalam arti lebih menyukai pemenuhan kepuasan dari suatu
prestasi kerja yang baik, diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk
pembuatan keputusan dan pelaksanaan tugas.
Management Information System (MIS)
Management
Information System (MIS)
Management Information System (MIS), adalah suatu aplikasi
Sistem Informasi yang menyediakan laporan informasi terpadu bagi pihak
manajemen. MIS dihasilkan dari beberapa database yang menyimpan data
dari benyak sumber, termasuk didalamanya Transaction Processing
System/TPS. MIS menyajikan informasi yang detail, rangkuman informasi dan
informasi terpilih. MIS merupakan salah satu elemen manajemen yang dirasa
penting oleh banyak perusahaan.
Tujuan dari MIS sendiri adalah :
- Menyediakan
informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk,
dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
- Menyediakan
informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian,
pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
- Menyediakan
informasi untuk pengambilan keputusan.
MIS juga dapat dibagi berdasarkan garis fungsionalitas yang disesuaikan
dengan individu, seperti contoh :
- Memberi
informasi keuangan –> MIS keuangan
- Memantau
dan mengontrol aliran bahan, produk, dll. –> MIS manufaktur
- Mendukung
pengembangan produk, distribusi, dll. –> MIS pemasran
- Berkaitan
dengan karyawan seperti perekrutan dan seleksinya –> MIS SDM
Output dari MIS antara lain :
- Scheduled
report : laporan yang dibuat secara berkala, atau
pada jadwal yang telha ditetapkan, seperti harian,
mingguan, atau bulanan.
- Key-indikator report
: ringkasan kegiatan kritis hari sebelumnya
- Demand
report : laporan yang dibuat untuk memberikan informasi
tertentu atas permintaan seseorang.
- Exception report
: laporan yang dibuat secara
otomatis ketika situasi mendadak (tidak
biasa) atau memerlukan tindakan manajemen
- Drill-down report: laporan
yang menyediakan data sedetail mungkin tentang suatu hal.
Contoh dari MIS sendiri adalah misal dari satu kota terdapat banyak
Alfamart, namun hanya Alfamart pusat yang berada di kota itu yang memiliki MIS
tersebut sedangkan alfamart yang lain(cabang) hanya memiliki DSS.
Management By Exception
A.
Management By Exception ( MBE )
MBE atau prinsip pengecualian, dengan titik perhatian pada pengawasan
yang paling kritis dan mempersilahkan karyawan atau manajemen tingkat rendah
untuk membuat variasinya. Ini digunakan untuk operasi-operasi yang bersifat
otomatis dan rutin.
Manajemen oleh Exception merupakan kebijakan "dimana manajemen
mencurahkan banyak waktu untuk menyelidiki hanya situasi di mana hasil aktual
berbeda secara signifikan dari hasil yang direncanakan. Ide dasarnya adalah
manajemen yang harus menghabiskan waktu yang berharga yang berkonsentrasi pada
item yang lebih penting (seperti membentuk perusahaan Perhatian masa depan
tentu saja strategis). yang diberikan hanya kepada penyimpangan bahan
memerlukan penyelidikan. " [1]
Hal ini tidak sepenuhnya identik dengan konsep manajemen pengecualian
dalam bahwa ia menjelaskan kebijakan mana fokus mutlak pada manajemen
pengecualian, berbeda dengan penerapan manajemen pengecualian moderat.
Dalam Manajemen Proyek, Manajemen implikasi oleh Eksepsi adalah bahwa
papan proyek harus memenuhi ketika keputusan-keputusan kunci tentang proyek
harus diambil, dan tidak pada interval teratur. Manajer proyek harus
menghasilkan Laporan Pengecualian untuk memanggil dewan untuk pertemuan
tersebut [2].
Jenis manajemen dapat menjadi kuat jika diperlukan untuk memproses
banyak data untuk membuat keputusan manajerial. Masalah dengan kebijakan ini
adalah bahwa hal itu dapat mengakibatkan perilaku rabun. Perilaku ini
menunjukkan bahwa manajemen yang lebih rendah pergeseran tujuan dari
menjalankan bisnis yang sukses dalam lingkungan dunia nyata, untuk makan
auditor terpusat dan manajer dengan data keuangan yang akan diinterpretasikan
sebagai dalam. Dalam situasi ini, seorang manajer perusahaan mungkin menjual
aset seperti peralatan (penting untuk produktivitas jangka panjang) untuk
memanipulasi rasio akuntansi yang digunakan dalam menentukan pengecualian.
Dengan demikian, manajemen yang lebih rendah dalam beberapa kasus dapat
menghindar yang ditandai sebagai pengecualian, sehingga merugikan jangka
panjang pabrik mereka mengelola.
B. Pengertian
Pengawasan
Pada dasarnya rencana dan pelaksanaan merupakan satu kesatuan tindakan,
walaupun hal ini jarang terjadi. Pengawasan diperlukan untuk melihat sejauh
mana hasil tercapai dan bertujuan menurut konsep sistem adalah mempertahankan
hasil atau output yang sesuai syarat-syarat sistem.
Menurut Robert J. Mockler
pengawasan yaitu usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan
dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan dan mengukur
deviasi-deviasai dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua
sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan efisien.
Tidak jauh berbeda dengan yang diutarakan oleh pakar diatas, Murdick mendefinisikan
pengawasan yaitu proses dasar yang secara esensial teta diperlukan
bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi yang terdiri dari tiga tahap 1)
menetapkan standar pelaksanaan, 2) pengukuran pelaksanaan pekerjaan
dibandingkan dengan standar, dan 3) menemntukan kesenjangan antara pelaksanaan
dengan standard an rencana.
C.
Bentuk Bentuk Pengawasan
1.
Pengawasan Pendahulu (feeforward control, steering controls)
Dirancang untuk mengantisipasi penyimpangan standar dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum kegiatan terselesaikan. Pengawasan ini akan efektif bila manajer dapat menemukan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang perubahan yang terjadi atau perkembangan tujuan.
Dirancang untuk mengantisipasi penyimpangan standar dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum kegiatan terselesaikan. Pengawasan ini akan efektif bila manajer dapat menemukan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang perubahan yang terjadi atau perkembangan tujuan.
2.
Pengawasan Umpan Balik (feedback control, past-action controls)
Yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan standar.
Yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan standar.
3.
Cuncarent ( Concurent Controll ),
Yaitu
pengawasn “ Ya-Tidak”, dimana suatu aspek dari prosedur harus memenuhi syarat
yang ditentukan sebelum kegiatan dilakukan guna menjamin ketepatan pelaksanaan
kegiatan
D. Tahap
Proses Pengawasan
- Tahap Penetapan Standar
Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target
pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan
keputusan. Bentuk standar yang umum yaitu :
a.
standar phisik.
b.
standar moneter
c.
c. standar waktu
- Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan secara tepat
- Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang
berupa atas, pengamatan, laporan, metode, pengujian, dan sampel.
- Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya
penyimpangan dan menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan
sebagai alat pengambilan keputusan bagai manajer.
- Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi
penyimpangan, maka perlu adanya perbaikan dalam pelaksanaan.
E.
Perancangan Proses Pengawasan
William
H. Newman menetapkan prosedur sistem pengawasan, dimana dilakukan lima jenis
pendekatan antara lain :
1.
Merumuskan hasil diinginkan, yang dihubungkan dengan individu yang
melaksanakan.
2.
Menetapkan petunjuk, dengan tujuan untuk mengatasi dan memperbaiki
penyimpangan sebelum kegiatan diselesaikan, yaitu dengan
a.
Pengukuran input
b.
Hasil pada tahap awal
c.
Gejala yang dihadapi
d.
Kondisi perubahan yang diasumsikan
3.
Menetapkan standar petunjuk dan hasil, dihubungkan dengan kondisi yg
dihadapi.
4.
Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik, dimana komunikasi
pengawasan didasarkan pada prinsip manajemen by exception yaitu diberi
informasi bila terjadi penyimpangan dari standar.
5.
Menilan informasi dan mengambil tindakan koreksi, bila perlu tindakan
diganti.
F.
Management Information Sytem ( MIS
)
Ini memainkan peranan penting dalam pengawasan dan perencanaan yang
efektif. Pengertian MIS yaitu suatu metoda informal pengadaan dan penyediaan
bagi manajemen, informasi yang diperlukan dengan akurat dan tepat waktu untuk
membuat proses pembuatan keputusan dan memungkinkan fungsi-fungsi perencanaan,
pengawasan dan operasional organisasi yang dilaksanakan secara efektif.
Tahap Perancangan dari MIS yaitu :
1.
Survei pendahuluan dan perumusan masalah
2.
Desain Konsepsual
3.
Desain Terperinci
4.
Implementasi akhir
Agar
MIS berjalan efektif maka harus memenuhi lima kriteria, yaitu :
a.
Mengikutsertakan pemakai dalam tim perancanngan
b.
Mempertimbangkan secara hati hati biaya system
c.
Memperlakukan Informasi yang relevan dan terseleksi
d.
Adanya pengujian Pendahuluan
e.
Menyediakan Latihan dan dokimentasi tertulis bagi para operato dan
pemakai system.
Teori motivasi
Teori-teori Motivasi
1. Teori Drive Reinforcement
Teori ini
didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan pemberian
konpensasi. Misalnya promosi seorang karyawan itu tergantung dari prestasi yang
selalu dapat dipertahankan. Sifat ketergantungan tersebut bertautan dengan
hubungan antara perilaku dan kejadian yang mengikuti perilaku tersebut. Teori
pengukuhan ini terdiri dari dua jenis, yaitu :
1. Pengukuhan Positif (Positive Reinforcement), yaitu
bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuh positif diterapkan
secara bersyarat.
2. Pengukuhan Negatif (Negative Reinforcement), yaitu
bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuhan negatif dihilangkan
secara bersyarat.
Jadi prinsip
pengukuhan selalu berhubungan dengan bertambahnya frekuensi dan tanggapan,
apabila diikuti oleh stimulus yang bersyarat. Demikian juga prinsip hukuman
(Punishment) selalu berhubungan dengan berkurangnya frekuensi tanggapan,
apabila tanggapan (response) itu diikuti oleh rangsangan yang bersyarat. Contoh
: pengukuhan yang relatif malar adalah mendapatkan pujian setelah seseorang
memproduksi tiap-tiap unit atau setiap hari disambut dengan hangat oleh
manajer.
a. Pengertian Teori Drive
Teori ”drive”
bisa diuraikan sebagai teori-teori dorongan tentang motivasi, perilaku didorong
ke arah tujuan oleh keadaan-keadaan yang mendorong dalam diri seseorang atau
binatang. Contohnya., Freud ( 1940-1949 ) berdasarkan ide-idenya tentang
kepribadian pada bawaan, dalam kelahiran, dorongan seksual dan agresif, atau
drive (teorinya akan diterangkan secara lebih detail dalam bab kepribadian).
Secara umum , teori-teori drive mengatakan hal-hal berikut : ketika suatu
keadaan dorongan internal muncul, individu di dorong untuk mengaturnya dalam
perilaku yang akan mengarah ke tujuan yang mengurangi intensitas keadaan yang
mendorong. Pada manusia dapat mencapai tujuan yang memadai yang mengurangi
keadaan dorongan apabila dapat menyenangkan dan memuaskan. Jadi motivasi dapat
dikatakan terdiri dari:
• Suatu keadaan yang mendorong
• Perilaku yang mengarah ke tujuan yang diilhami oleh keadaan terdorong
• Pencapaian tujuan yang memadai
• Pengurangan dan kepusaan subjektif dan kelegaan ke tingkat tujuan yang
tercapai
Setelah keadaan
itu, keadaan terdorong akan muncul lagi untuk mendorong perilaku ke arah tujuan
yang sesuai. Pengulangan kejadian yang baru saja diuraikan seringkali disebut
lingkaran korelasi.
Teori-teori
Drive berbeda dalam sumber dari keadaan terdorong yang memaksa manusia atau
binatang bertindak. Beberapa teori, termasuk teori Freud, dipahami oleh keadaan
terdorong sejak belum lahir, atau instingtif. Tentang perilaku binatang,
khususnya ahli ethologi telah mengusulkan suatu penjelasan suatu mekanisme
dorongan sejak kelahiran (tinbergen, lorenz, dan leyhausen dalam morgan, dkk.
1986). Teori-teori drive yang lain telah mengembangkan peran belajar dalamkeaslian
keadaan terdorong. Contohnya, dorongan yang di pelajari (learned drives),
seperti mereka sebut, keaslian dalam latihan seseorang atau binatang atau
pengalaman masa lalu dan yang berbeda dari satu individu ke individu yang lain.
Karena penggunaan minuman keras sebelumnya, ketagihan heroin, contohnya
mengembangkan suatu dorongan untuk mendapatkan hal tersebut, dan karena itu
mendorong ke arah itu. Dan dalam realisasi motif sosial, orang telah belajar
dorongan untuk kekuasaan, agresi atau prestasi. Keadaan terdorong yang
dipelajari menjadi ciri abadi dari orag tertentu dan mendorong orang itu ke
arah tujuan yang memadai, orang lain mungkin belajar motif sosial yang lain dan
didorong ke arah tujuan yang berbeda
b. Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)
Teori ini
mempunyai dua aturan pokok : aturan pokok yang berhubungan dengan perolehan
jawaban –jawaban yang benar dan aturan pokok lain yang berhubungan dengan
penghilangan jawaban-jawaban yang salah. Pengukuran dapat terjadi positif
(pemberian ganjaran untuk satu jawaban yang didinginkan ) atau negatif (
menghilangkan satu rangsang aversif jika jawaban yang didinginkan telah
diberikan ), tetapi organisme harus membuat antara akasi atau tindakannya
dengan sebab akibat.
Siegel dan Lane
(1982), mengutip Jablonke dan De Vries tentang bagaimana manajemen dapat
meningkatakan motivasi tenaga kerja., yaitu dengan:
1. Menentukan apa jawaban yang diinginkan
2. Mengkomunikasikan dengan jelas perilaku ini kepada tenaga kerja.
3. Mengkomunikasikan dengan jelas ganjaran apa yang akan diterima. Tenaga kerja
jika jawaban yang benar terjadi
4. Memberikan ganjaran hanya jika jika jawaban yang benar dilaksanakan.
5. Memberikan ganjaran kepada jawaban yang diinginkan, yang terdekat dengan
kejadiannya.
2. Teori Harapan
Teori ini
termasuk kedalam Teori – teori Kesadaran. Teori ini menunjukkan pendekatan
kognitif terhadap motivasi kerja, yang menekankan kepada kemampuan individu
dalam pemrosesan informasi. Kekuatan motivasi yang mendasarinya bukanlah sebuah
kebutuhan. Pekerja diasumsikan melakukan penilaian rasional terhadap situasi
kerjanya dengan mengumpulkan informasi untuk diolah, kemudian membuat
keputusanyang optimal. Kebutuhan hanya digunakan untuk membantu dalam memahami
bagaimana pekerja membuat pilihan berdasarkan pada keyakinan persepsi dan nilai
– nilai mereka.
Teori
pengharapan berargumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak
dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan
bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu , dan pada daya
tarik dari keluaran tersebut bagi individu tersebut.
Dalam istilah
yang lebih praktis, teori pengharapan, mengatakan seseorang karyawan dimotivasi
untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia menyakini upaya akan
menghantar ke suatu penilaian kinerja yang baik (Victor Vroom dalam Robbin
2003:229).
Teori ini dikemukakan oleh Victor H. Vroom yang menyatakan bahwa kekuatan yang
memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya
tergantung dari hubungan timbal balik antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan
dari hasil pekerjaan itu.
Teori harapan ini didasarkan atas :
1. Harapan (Expectancy) adalah suatu kesempatan yang diberikan akan
terjadi karena perilaku.
2. Nilai (Valence) adalah akibat dari perilaku tertentu mempunyai nilai
/ martabat tertentu (daya/nilai motivasi) bagi setiap individu yang
bersangkutan.
Pertautan
(Instrumentality) adalah persepsi dari individu bahwa hasil tingkat pertama
akan dihubungkan dengan hasil tingkat kedua.
Contoh Kasus:
Seorang karyawan pada bagian/divisi penjualan berupaya meraih target penjualan
tertentu untuk mendapatkan bonus berupa liburan ke luar negeri. Dalam teori
harapan, karyawan tersebut berusaha mendapatkan kesempatan untuk memenuhi
target karena ingin pergi ke luar negeri.
Nadler dan
Lawler (1976) atas teori harapan menyarankan beberapa cara tertentu yang
memungkinkan manejer dan organisasi menangani urusan mereka untuk memperoleh
motivasi maksimal dari pegawai :
1. Pastikan jenis hasil atau ganjaran yang mempunyai nilai bagi pegawai
2. Definisikan secara cermat, dalam bentuk perilaku yang dapat diamati dan
diukur, apa yang dinginkan dari pegawai
3. Pastikan bahwa hasil tersebut dapat dicapai oleh pegawai
4. Kaitkan hasil yang dinginkan dengan tingkat kinerja yang di inginkan
5. Pastikan bahwa ganjaran cukup besar untuk memotivasi perilaku yang penting
6. Orang bekinerja tinggi harus menerima lebih banyak ganjaran yang diinginkan
daripada orang yang berkinerja rendah.
Contoh Kasus PHK
Dari sudut pandang Expectancy Theory, para pekerja tidak termotivasi untuk
bekerja keras karena tidak adanya hubungan antara prestasi kerja dengan
penghasilan. Persepsi mereka adalah bahwa kerja keras tidak akan memberikan
mereka penghasilan yang diharapkan. Malahan, dengan adanya PHK, mereka memiliki
persepsi bahwa walaupun telah bekerja keras, kadang-kadang mereka malah
mendatangkan hasil yang tidak diinginkan, misalnya PHK. Konsisten dengan teori
ini, para pekerja pun menunjukkan motivasi yang rendah dalam melakukan
pekerjannya.
3. Teori Tujuan
Teori ini menyatakan bahwa mencapai tujuan adalah sebuah motivator. Hampir
setiap orang menyukai kepuasan kerja karena mencapai sebuah tujuan spesifik.
Saat seseorang menentukan tujuan yang jelas, kinerja biasanya meningkat sebab:
• Ia akan berorientasi pada hal hal yang diperlukan
• Ia akan berusaha keras mencapai tujuan tersebut
• Tugas tugas sebisa mungkin akan diselesaikan
• Semua jalan untuk mencapai tujuan pasti ditempuh
Teori ini
mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan yang jelas dan
pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi
jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan
Goal Setting (penetapan tujuan).
Penetapan
tujuan juga dapat ditemukan dalam teori motivasi harapan. Individu menetapkan
sasaran pribadi yang ingin dicapai. Sasaran-sasaran pribadi memiliki nilai
kepentingan pribadi (valence) yang berbeda-beda.
Proses
penetapan tujuan (goal setting) dapat dilakukan berdasarkan prakarsa sendiri,
diwajibkan oleh organisasi sebagai satu kebijakan peusahaan. Bila didasarkan
oleh prakarsa sendiri dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja individu bercorak
proaktif dan ia akan memiliki keterikatan (commitment) besar untuk berusaha
mencapai tujuan-tujuan yang telah ia tetapkan. Bila seorang tenaga kerja
memiliki motivasi kerja yang lebih bercorak reaktif, pada saat ia diberi tugas
untuk menetapkan sasaran-sasaran kerjanya untuk kurun waktu tertentu dapat
terjadi bahwa keterikatan terhadap usaha mencapai tujuan tersebut tidak terlalu
besar.
4. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat
bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
(1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti: rasa lapar,
haus, istirahat dan sex
(2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata,
akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual;
(3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs);
(4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya
tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; dan
(5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya
kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam
dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
Kebutuhan-kebutuhan
yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua (keamanan) kadang-kadang
diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan menggolongkannya sebagai
kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal pula dengan klasifikasi
kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia
itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan intensitas kebutuhan manusia
berbeda satu orang dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu yang
unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan
tetapi bersifat pskologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual.
Menarik pula
untuk dicatat bahwa dengan makin banyaknya organisasi yang tumbuh dan
berkembang di masyarakat dan makin mendalamnya pemahaman tentang unsur manusia
dalam kehidupan organisasional, teori “klasik” Maslow semakin dipergunakan,
bahkan dikatakan mengalami “koreksi”. Penyempurnaan atau “koreksi” tersebut
terutama diarahkan pada konsep “hierarki kebutuhan “ yang dikemukakan oleh
Maslow. Istilah “hierarki” dapat diartikan sebagai tingkatan. Atau secara
analogi berarti anak tangga. Logikanya ialah bahwa menaiki suatu tangga berarti
dimulai dengan anak tangga yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika konsep
tersebut diaplikasikan pada pemuasan kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak
akan berusaha memuaskan kebutuhan tingkat kedua,- dalam hal ini keamanan-
sebelum kebutuhan tingkat pertama yaitu sandang, pangan, dan papan terpenuhi;
yang ketiga tidak akan diusahakan pemuasan sebelum seseorang merasa aman,
demikian pula seterusnya.
Berangkat dari
kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan manusia makin mendalam
penyempurnaan dan “koreksi” dirasakan bukan hanya tepat, akan tetapi juga
memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan bahwa usaha pemuasan berbagai
kebutuhan manusia berlangsung secara simultan. Artinya, sambil memuaskan
kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang bersamaan ingin menikmati rasa aman,
merasa dihargai, memerlukan teman serta ingin berkembang.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat
apabila berbagai kebutuhan manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan
sebagai hierarki. Dalam hubungan ini, perlu ditekankan bahwa :
a. Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di
waktu yang akan datang;
b. Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa
bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam
pemuasannya.
c. Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti
tibanya suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu
dalam pemenuhan kebutuhan itu.
Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat
teoritis, namun telah memberikan fundasi dan mengilhami bagi pengembangan
teori-teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih
bersifat aplikatif.
Contoh Kasus:
Need of self Actualization
Pak Rudi adalah seorang pensiunan direktur disuatu perusahaan yang bergerak
dibidang pertambangan, sudah dua tahun ia pensiun dari perusahaan tersebut dan
posisinya sebagai direktur, kini digantikan oleh anaknya Samy. Semenjak ia
pensiun, semua urusan perusahaan ditangani oleh Samy tanpa kecuali, ia tidak
ingin ayahnya terbebani pikiran karena sudah pensiun. Walau merasa dirinya
sudah pensiun Pak Rudi ingin sekali berpartisipasi mengembangkan perusahaan,
namun anaknya melarang karena merasa ayahnya itu sudah lebih baik dirumah saja.
Pak Rudi merasa kebutuhan akan aktualisasi dirinya tidak terpenuhi, karena
walau ia sudah pensiun, ia ingin membuktikan bahwa ia masih berkompeten dengan
pengalaman-pengalamannya demi perkembangan perusahaannya.
• Suatu keadaan yang mendorong
• Perilaku yang mengarah ke tujuan yang diilhami oleh keadaan terdorong
• Pencapaian tujuan yang memadai
• Pengurangan dan kepusaan subjektif dan kelegaan ke tingkat tujuan yang tercapai
1. Menentukan apa jawaban yang diinginkan
2. Mengkomunikasikan dengan jelas perilaku ini kepada tenaga kerja.
3. Mengkomunikasikan dengan jelas ganjaran apa yang akan diterima. Tenaga kerja jika jawaban yang benar terjadi
4. Memberikan ganjaran hanya jika jika jawaban yang benar dilaksanakan.
5. Memberikan ganjaran kepada jawaban yang diinginkan, yang terdekat dengan kejadiannya.
Teori ini dikemukakan oleh Victor H. Vroom yang menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari hubungan timbal balik antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan dari hasil pekerjaan itu.
Teori harapan ini didasarkan atas :
1. Harapan (Expectancy) adalah suatu kesempatan yang diberikan akan terjadi karena perilaku.
2. Nilai (Valence) adalah akibat dari perilaku tertentu mempunyai nilai / martabat tertentu (daya/nilai motivasi) bagi setiap individu yang bersangkutan.
Contoh Kasus:
Seorang karyawan pada bagian/divisi penjualan berupaya meraih target penjualan tertentu untuk mendapatkan bonus berupa liburan ke luar negeri. Dalam teori harapan, karyawan tersebut berusaha mendapatkan kesempatan untuk memenuhi target karena ingin pergi ke luar negeri.
1. Pastikan jenis hasil atau ganjaran yang mempunyai nilai bagi pegawai
2. Definisikan secara cermat, dalam bentuk perilaku yang dapat diamati dan diukur, apa yang dinginkan dari pegawai
3. Pastikan bahwa hasil tersebut dapat dicapai oleh pegawai
4. Kaitkan hasil yang dinginkan dengan tingkat kinerja yang di inginkan
5. Pastikan bahwa ganjaran cukup besar untuk memotivasi perilaku yang penting
6. Orang bekinerja tinggi harus menerima lebih banyak ganjaran yang diinginkan daripada orang yang berkinerja rendah.
Dari sudut pandang Expectancy Theory, para pekerja tidak termotivasi untuk bekerja keras karena tidak adanya hubungan antara prestasi kerja dengan penghasilan. Persepsi mereka adalah bahwa kerja keras tidak akan memberikan mereka penghasilan yang diharapkan. Malahan, dengan adanya PHK, mereka memiliki persepsi bahwa walaupun telah bekerja keras, kadang-kadang mereka malah mendatangkan hasil yang tidak diinginkan, misalnya PHK. Konsisten dengan teori ini, para pekerja pun menunjukkan motivasi yang rendah dalam melakukan pekerjannya.
• Ia akan berorientasi pada hal hal yang diperlukan
• Ia akan berusaha keras mencapai tujuan tersebut
• Tugas tugas sebisa mungkin akan diselesaikan
• Semua jalan untuk mencapai tujuan pasti ditempuh
(1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti: rasa lapar, haus, istirahat dan sex
(2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual;
(3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs);
(4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; dan
(5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
a. Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu yang akan datang;
b. Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya.
c. Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti tibanya suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu.
Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat teoritis, namun telah memberikan fundasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif.
Need of self Actualization
Pak Rudi adalah seorang pensiunan direktur disuatu perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan, sudah dua tahun ia pensiun dari perusahaan tersebut dan posisinya sebagai direktur, kini digantikan oleh anaknya Samy. Semenjak ia pensiun, semua urusan perusahaan ditangani oleh Samy tanpa kecuali, ia tidak ingin ayahnya terbebani pikiran karena sudah pensiun. Walau merasa dirinya sudah pensiun Pak Rudi ingin sekali berpartisipasi mengembangkan perusahaan, namun anaknya melarang karena merasa ayahnya itu sudah lebih baik dirumah saja. Pak Rudi merasa kebutuhan akan aktualisasi dirinya tidak terpenuhi, karena walau ia sudah pensiun, ia ingin membuktikan bahwa ia masih berkompeten dengan pengalaman-pengalamannya demi perkembangan perusahaannya.
Langganan:
Komentar (Atom)